Sejumlah kehebohan ditampilkan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) di kawasan Sukodono, Sidoarjo. Bakan kontingen dari karang taruna, remaja masjid, grup musik patrol, rebana, dan ikon desanya turut turun panggung.
Hal tersebut mereka lakukan untuk menyemarakkan karnaval dalam rangka hari lahir (harlah) ke-97 Nahdlatul Ulama dalam kalender hijriyah dan haul akbar yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Sukodono.
Bahkan bendera NU raksasa ukuran 3 x 5 meter, cobek raksasa, gunungan krupuk juga ikut memeriahkan karnaval. Mereka tumpah ruah memadati halaman Masjid An-Nur yang berlokasi di Kecamatan Sukodono, Ahad (8/3)
Karnaval diikuti 19 Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) se-Kecamatan Sukodono yang masing-masing juga mengajak badan otonom (Banom), lembaga pendidikan, Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ), Taman Pendidikan Anak (TPA) di wilayahnya.
Karnaval menempuh jarak sekitar dua kilometer dengan diawali dari Masjid An-Nur dan berakhir di kantor MWCNU Sukodono.
Ulama dan umara setempat turut menghadiri pemberangkatan peserta karnaval yang dibuktikan kedatangan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, anggota DPRD setempat, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Sukodono, jajaran pengurus MWCNU beserta Banom dan lembaga.
Ketua PCNU Sidoarjo, KH Maskun dalam sambutannya merasa bangga dengan dilaksanakannya karnaval ini dan ikut menyumbang hadiah untuk salah satu pemenang. Dirinya mengajak semua Nahdliyin di Sukodono untuk bertabarruk kepada muassis NU.
“Dengan bertabarruk kepada muassis NU, mudah-mudahan NU di dalam harakahnya selalu mendapatkan lindungan dari Allah SWT di tengah badai fitnah yang diarahkan kepada jamiyah kita,” harapnya.
Kiai Maskun berharap dengan peringatan Harlah ini, ke depan NU semakin mandiri sehingga kemaslahatan umat bisa tercapai.
“Kemandirian NU di semua lini harus digenjot pada hari-hari ini. Kita sudah merasakan bersama bagaimana Koin Muktamar yang sedang digalakkan di bawah lembaga NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, Shadaqah NU (LAZISNU), ke depan harapannya mulai dari PBNU hingga PRNU harus bisa mandiri, baik secara jamiyah maupun jamaah,” tegasnya. Artinya kalau NU sudah bisa mandiri secara jamiyah, seluruh kegiatan NU dapat direncanakan tanpa harus membuat proposal lagi, lanjutnya.
“Jaga kekompakan dan akhlakul karimah ketika kita berjalan menuju finish, karena kegiatan kita ini akan dilihat oleh ribuan masyarakat, tunjukkan bahwa NU punya dasar akhlakul karimah, sehingga siapapun yang melihat karnaval NU bertambah simpatik,” tuturnya.
Ketua panitia Harlah dan haul akbar, H Fathul Ibad saat ditemui NU Online menyampaikan tujuan digelarnya karnaval.
Dijelaskannya, karnaval adalah salah satu rangkaian acara peringatan Harlah NU dan haul akbar MWCNU Sukodono, selain itu akan digelar festival banjari pada malam harinya, dilanjutkan dengan khatmil Qur’an pada Senin (9/3).
“Karnaval ini bertujuan untuk merekatkan tali silaturrahim Nahdliyin di Kecamatan Sukodono dan sebagai sarana syiar Aswaja atau Ahlussunah Wal Jama’ah,” ungkapnya.
Sumber : NU Online
Post a Comment