Tidak ber IPNU-IPPNU Karena Minder?

 



IPNU-IPPNU itu mengidentitaskan diri semenjak dini, memperluas jejaring kekuatan sesama warga NU, menempa kedewasaan dalam mengembangkan talenta, belajar mengorganisir potensi, memetakan jejaring warga NU, membiasakan dalam melakukan khidmah bagi masyarakat sampai pada menentukan keberpihakan pada nasib dan keadaan yang dialami oleh warga NU. 

Apa yang dialami kita dalam keseharian kita ?? tradisionalime, khazanah keilmuan dan amaliah ??
Tidaklah cukup tanpa bisa diorganisir dengan baik. Selain menakar integritas, akhlak dan kepribadian, kader itu personality branding atas organisasi, apabila kader itu baik, maka citra organisasi juga baik begitu pun sebaliknya. 

Personalitas kader akan menetukan maju-mundurnya, progresif tidaknya, konsisten inkonsistenya, dinamis-statisnya, berkembang atau jumudnya suatu Ikatan.

Setiap kader dituntut bisa menghadapi situasi apapun, agar tidak terjadi dinamika yang mengarah pada pembusukan dari dalam atau membenturkan dengan unsur lain yang arahnya melemahkan komponen inti dari organisasi atau suatu kepempinan.

Tidak berIPNU-IPPNU oleh gengsi karena putra kiai, minder karena IPNU isinya kalangan bawah, apalagi karna IPNU-IPPNU tidak punya daya Jual? Atau karena alasan yang ditumpuk sebab ber-IPNU itu buang-buang waktu? Bahkan yang lebih parahnya, malas berIPNU-IPPNU karena minim relasi elit yang bisa menopang karir? 

Yaa ayyuhal muddatstsir—Qum fa andzir. Hai Orang-orang yang berselimut, ayo bangunlah, beri peringatan. Hai kaum muda NU yang bermalas-malasan, segera bangkit menggerakan persatuan.

Atau tidak berIPNU-IPPNU karena minder? Karena watak kita sudah terbentuk eksklusif Zaman Now yang katanya mesti trendy, mengikuti pasar model, sehingga kalau berkawan orang desa seolah menurunkan muru’ah, tak sederajat? 

Justru dengan kita terus berdekatan dengan pemuda desa, kita akan tahu akar permasalahan yang sebenarnya, kita akan ditempa kesabaran dan ketelatenan bagaimana bisa kaum muda NU itu terdidik, terpimpin dan terorganisir.

BerIPNU-IPPNU itu akan memberi kepahaman bahwa banyak kompleksnya persoalan warga NU. Dari yang berada di bawah garis kemiskinan yang 'wong NU', keterbelakangan yang banyak 'wong NU', sampai krisis aqidah dan ideologi juga banyak dari kalangan NU. 

BerIPNU-IPPNU itu mendekatkan kita pada ulama, menyelaraskan khidmah kita semenjak dini. Kita ditempa dengan pengetahuan, membangun akses dan jaringan sesama orang NU dari berbagai latar belakang. Kita mengetahui akar dan identitas, mana yang kita perjuangkan dan untuk apa kita memperjuangkanya.

Mari BerIPNU-IPPNU dengan riang gembira, menjaga tradisi Ahlussunnah waljamaah (Aswaja) Annahdliyah.

Penulis : Agus Feriyanto

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post