MATERI LAPANGAN
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
BARISAN ANSOR SERBAGUNA (BANSER)
I. CARAKA MALAM
II. LATIHAN BERGANDA
III. STELLING/PENDADAKAN
IV. INTELIJEN, PENGGALANGAN DAN PENCERAI BERAIAN
V. FORMASI TATA UPACARA BENDERA
I. CARAKA MALAM
Judul : CARAKA MALAM
Durasi : 180 Menit
Penyaji : Tim Pelatih
Tujuan Sajian : Penanaman loyalitas dan kemampuan penyimpanan rahasia organisasi
Jenis Sajian : Perjalanan malam berintangan
Bentuk Kegiatan : Dalam route dibuat beberapa pos gangguan/ rintangan
Konsep Dasar Sajian :
Anggota bisa menghafal/mengingat/menyimpan sandi/ pesan yang diberikan pada pos pemberangkatan
Anggota dapat / mampu melampaui berbagai rintangan/ hambatan
Anggota bisa/dapat menyampaikan pesan hanya kepada yang dituju oleh pos pemberangkatan yang berada pada pos finish
Dan lain-lain (unsur pengembangan Satkorcab)
Bentuk Pelaksanaan Materi Caraka Malam:
1. Terdiri 5 Pos, masing-masing:
a. Pos Pemberangkatan (pemberian pesan)
b. Pos gangguan 1
c. Pos gangguan 2
d. Pos gangguan 3
e. Pos Akhir (penyampaian pesan)
2. Peserta didik dikumpulkan dalam suatu tempat (Lapangan terbuka) formasi per peleton dengan jarak masing-masing peleton 3 s/d 5 meter.
3. Dalam formasi barisan perpeleton, peserta diberikan pengarahan secukupnya tentang situsai perjalanan yang harus dan akan dilalui oleh Seksi Operasi Staf Komando Latihan meliputi:
a. Kerawanan route perjalanan
b. Rintangan/gangguan yang akan dan harus dilalui
c. Tata aturan penyimpanan dan penyampaian pesan
d. Tata aturan menyikapi hambatan dan gangguan.
4. Peserta didik dipersilahkan duduk ditempat untuk menunggu giliran pemanggilan pemberangkatan dengan interval 3 -5 menit tiap anggota.
5. Pada titik pemberangkatan peserta dipanggil satu per satu dan diberikan pesan oleh
Komandan Latihan (Danlat). Pesan ini hanya untuk disampaikan kepada penjaga pos akhir (Kepala /Ketua PC GP. Ansor) dengan pesan misalnya:
a. 9 orang sahabat Ansor pada posisi 24.58.12 terkepung. Segera kirim bantuan 3 peleton melaui serangan lambung kanan.
b. 3 Ulama di titik 17.35.68 dalam keadaan bahaya. Segera lakukan pengamanan dengan kekuatan 1 kompi.
c. Dan lain-lain.
6. Disediakan paling sedikit 6 pesan yang berbeda, supaya antar peserta terdekat tidak ada kesamaan pesan untuk mengantisipasi saling bertanya ditengah perjalanan.
7. Pada saat pemberangkatan peserta yang pertama diberikan isyarat:
a. Tembakan Cahaya Isyarat : dapat mempergunakan kembang api
b. Suara ledakan yang dapat dilihat atau didengar pada masing-masing pos ganggu dan pos akhir untuk segera mempersiapkan diri melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya.
8. Pos ganggu, berfungsi mengacaukan perhatian peserta didik agar tidak lagi hafal/ ingat pesan yang diberikan pada pos I (pemberangkatan) meliputi:
Pos Ganggu 1 : Gangguan makanan-minuman beracun yang dilakukan dengan cara merayu, membujuk peserta agar mau memakan/meminum makanan / minuman yang disediakan dengan dalih perjalanan masih sangat panjang dsb. Minuman yang disediakan air matang yang diberi garam dsb.
Pos Gannggu 2 : Route Makam atau tempat keramat lain.
Pada route ini dilengkapi dengan alat-alat yang menakutkan misalnya gantungan pocong yang bisa ditarik naik-turun dari kejauhan yang dilengkapi bau-bauan minyak serimpi, dupa (kemenyan) dan sebagainya.
Dilengkapi dengan tulisan-tulisan menyeramkan yang harus dibaca oleh peserta didik agar melupakan pesan yang diberikan dari pos pemberangkatan.
Dapat juga diberikan gangguan fisik misalnya tendangan, pemukulan yang didak membahayakan dengan kelebatan yang sagat cepat sehingga peserta didik tidak mempunyai kesembatan untuk memberikan balasan.
Pos Ganggu 3 : Membujuk seakan-akan merupakan pos akhir untuk menanyakan pesan agar bisa terbongkar oleh lawan.
Pos Akhir: Menanyakan pesan yang diberikan pada pos pemberangkatan.
Pada Pos Akhir peserta dipersilahkan menempati tempat yang saling berjauhan antara peserta didik yang satu dengan yang lain berjarak antara 1 – 2 meter (boleh tidur ditempat) sambil menunggu hadirnya seluruh peserta didik yang mengikuti Caraka malam.
9. Jika peserta terakhir telah diberangkatkan pada pos pemberangkatan meberikan isyarat Cahaya/Suara ledakan dengan kembang api atau ledakan yang dapat diketahui/didengar oleh petugas masing-masing pos bahwa semua peserta telah diberangkatkan dari pos pemberangkatan .
10. Setelah semua tiba di Pos Akhir maka peserta dibentuk dalam formasi barisan kemudian diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan kepelatihan dan orientasi pelaksanaan kegiatan yang telah/baru dilaksanakan, untuk menunjukkan berhasil atau tidaknya masing-masing personil melaksanakan tugas penyampaian pesan dari pimpinan yang satu ke pimpinan yang lain.
Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
II. LATIHAN BERGANDA
Judul : LATIHAN BERGANDA
Durasi : 360 Menit
Penyaji/pelaksana : Tim Kepelatihan / Staf Komando Latihan
Tujuan Sajian Kegiatan : Evaluasi hasil dan praktek lapangan selama kegiatan pendidikan/latihan.
Jenis Sajian Kegiatan: Long March dibagi beberapa pos pantauan pemahaman materi.
Konsep Dasar Materi Sajian:
1. Dilaksanakan beregu, masing-masing regu lebih kurang 10 orang
2. Pos Evaluasi ½ dari jumlah materi sajian
3. Pemantauan kesiapan pelaksanaan tugas aplikasi lapangan bagi peserta didik.
4. Dan lain-lain (unsur pengembangan )
Bentuk Pelaksanaan Materi Latihan Berganda:
1. Peserta didik dibagi per-regu masing-masing terdiri 10 Orang:
1 orang Komandan Regu, 9 orang anggota regu
2. Peserta didik melaksanakan perjalanan pada route jalan perkampungan/ jalan setapak:
a. Perjalanan datar 3-5 km, pada pertengahan terdapat 1 pos jaga yang berfungsi:
1) Penjajakan kemampuan penyerapan materi Wawasan (Materi Kelas)
2) Penjajakan tingkat loyalitas anggota pada Organisasi
3) Penjajakan tingkat loyatilas pada pimpinan
4) Penambahan wawasan loyalitas dan keorganisasian.
Disiapkan format penilaian untuk masing-masing peserta didik, dengan interval waktu tiap regu lebih kurang 15 Menit.
b. Perjalanan Halang-rintang misalnya:
1) Melintas sungai dengan merayap tambang
2) Melintas tebing dengan meluncur tambang/Panjat tebing
3) Melintas rintangan dengan merayap pada untaian tali
4) Dsb
Panjang route kurang lebih 1 km dan interval waktu kurang lebih 1 jam (untuk semua jenis halang-rintang) serta masing-masing pos terdapat petugas penilai dan pembantu.
c. Perjalanan pemantauan kecakapan peserta didik untuk memantau :
1) Kekompakan kerja regu
2) Kemampuan taktik pengamanan per-regu
3) Kemampuan baca Kompas dan Peta
4) Dsb.
Disiapkan tim penilai untuk masing-masing regu, nilai anggota diambil secara kolektif.
3. Latihan berganda ini merupakan acuan penilaian dan penentuan tingkat prestasi peserta sehingga kegiatan ini dapat dikatakan sebagai kegiatan evaluasi.
Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
III. STELLING/PENDADAKAN
Judul : STELLING/PENDADAKAN
Durasi : 180 Menit
Penyaji/pelaksana : Tim Kepelatihan Satkorcab
Tujuan Sajian Kegiatan : Memantau kesigapan, kecepatan dan kesempurnaan peserta didik dalam melaksanakan tugas Organisasi.
Jenis Sajian Kegiatan : Pendadakan peserta didik pada saat terlelap tidur untuk segera berada pada satu titik yang ditetapkan sebagai titik pertahanan.
Konsep Dasar Materi Sajian:
Penunjukan titik pertahanan masing-masing peserta diklat sebelum upacara pembukaan.
Membangunkan peserta diklat dengan teknik pendadakan dengan penciptaan situasi darurat.
Mengevaluasi kesiapan dan kesigapan peserta didik setelah situasi kembali aman.
Dan lain-lain (unsur pengembangan Satkorwil)
Bentuk Pelaksanaan Materi Stelling/Pendadakan:
Melaksanakan penempatan Peserta didik pada titik pertahanan dengan membentuk lingkaran terhitung dari pusat kegiatan diklat sebelum upacara pembukaan dilaksanakan. Peserta mengambil posisi tiarap, jarak antara personil satu dengan lainya lebih kurang 2 meter.
Penciptaan kondisi selelah mungkin pada peserta didik pada siang harinya sehingga pada malam harinya dapat tertidur lelap.
Menjelang tidur peserta diperintahkan melepas seragam, sepatu dan perlengkapan kedinasan lain. Bila perlu Skolah berupaya menukar/memindahkan perlengkapan perorangan yang dimilki oleh peserta.
Setelah diperkirakan semua peserta tertidur lelap maka dilakukan penciptaan situasi kacau, seakan terjadi serangan dari lawan/musuh terhadap lokasi kegiatan diklat dilaksanakan. Semua cahaya dan lampu dimatikan.
Pengkacauan situasi dapat mempergunakan suara-suara : sirine, ledakan, pemukulan benda-benda bersuara dan lain-lain.
Dalam waktu yang sangat singkat peserta harus sudah menempati titik pertahanan yang ditentukan dengan mengenakan pakaian dan perlengkapan lengkap.
Setelah 5 menit lampu dinyalakan, diumumkan kondisi telah kembali aman dan seluruh peserta dikumpulkan berbaris membentuk formasi per-peleton.
Dilaksanakan pengecekan kesiapan dan kesigapan peserta terkait dengan penggunaan perlengkapan kedinasan masing-masing personil.
Memberikan sangsi ringan pada peserta yang tidak dapat mempergunakan perlengkapan lengkap.
Mengembalikan peserta untuk istirahat kembali.
Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
IV. INTELIJEN, PENGGALANGAN DAN PENCERAI BERAIAN
A. DASAR-DASAR INTELIJEN
1. Intelijen sebagai badan /alat untuk mencapai tujuan.
Intelijen dalam pengertianya sebagai organisasi merupakan badan/alat yang dipergunakan untuk menggerakan kegiatan-kegiatan Intelijen sesuai dengan fungsinya, baik berupa penyelidikan, pengamanan maupun penggalangan untuk mencapai tujuan-tujuan Intelijen guna memenuhi kepentingan pihak atasan yang berwenang dan bertanggung jawab.
Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan organisasi Intelijen ialah faktor efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.
2. Kegiatan Intelijen adalah usaha berupa kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara konsisten serta berdasar pada suatu tata kerja yang sitematis yang memilki aspek jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Bentuk-bentuk kegiatan Intelijen meliputi:
a. Pengamatan:
Adalah semua usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk memperoleh keterangan-keterangan yang dibutuhkan mengenai masalah tertentu untuk dapat membuat perkiraan mengenai masalah yang dihadapi guna menentukan kebijaksanaan perencanaan dan mengambil keputusan dengan resiko yang diperhitungkan secara cermat.
Penyelidikan dilakukan secara strategis dan penyelidikan secara taktis.
b. Pengamanan
Adalah usaha yang dilakukan untuk mencegah berhasilnya kegiatan dan operasi/kegiatan pihak lain dengan memanfaatkan berbagai macam alat/ benda dalam melindungi orang, barang, benda bangunan dan instalasi- instalasi penting dengan melakukan langkah-langkah penggalangan dan pengoptimmalisasian kekuatan kekuatan dalam memberikan perlindungan.
Pengamanan juga dapat dilakukan dengan upaya meruntuhkan kesetiaan dan loyalitas pihak lain untuk mendukung terhadap proses perlindungan terhadap pihak sendiri dan tidak memberikan kesempatan serta peluang pihak lain untuk menyusun sebuah kekuatan.
Pengamanan dapat dilakukan dengan pengamanan prefentif dan represif.
3. Dasar–dasar Organisasi Intelijen
Prinsip dan dasar–dasar Organisasi pada umumnya berlaku juga bagi organisasi Intelijen selama tidak bertentangan dengan kepentingan untuk mencapai tujuan, terutama prinsip–prinsip kekenyalan dan keserba-gunan (keluwesan).
Dasar–dasar yang khusus dipergunakan dalam penyusunan organisasi Intelijen ialah :
a. Kemapuan untuk mengamat-amati keadaan serta kemampuan untuk memberikan ramalan yang tepat mengenai perkembangan yang akan datang berdasarkan pengetahuan tentang keadaan yang lampau dan keadaan perkembangan sekarang yang masih dalam proses.
b. Kemampuan untuk dapat meyakinkan, bahwa pengetahuan yang diperolehnya memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang menggunakan (yang berwenang dan bertanggung jawab) untuk mengambil keputusan masalahnya, lengkap, teliti dan tepat pada waktunya.
c. Mempunyai efisiensi dan efektifitas yang maksimal dalam melaksanakan fungsi-fungsinya.
Untuk mencapai hal ini organisasi Intelijen harus disusun dengan menggunakan atau memilih salah satu dari pada dasar-dasar sebagai berikut berikut:
1. Penyusunan atas dasar fungsi-fungsi
2. Penyusunan atas dasar kegunaan
3. Penyusunan atas dasar wilayah
4. Penyusunan atas dasar pokok-pokok persoalan
5. Penyusunan atas dasar kombinasi dari dasar-dasar tersebut.
4. Bentuk-bentuk organisasi yang disusun atas dasar:
a. Fungsi-fungsi:
1) Penyelidikan
2) Pengamanan
3) Penggalangan
b. Kegunaan:
1) Strategis
2) Operasi
3) Taktis
c. Analisa Wilayah terhadap organisasi
1) Daerah pemerintahan
2) Kepulauan
d. Pokok-pokok persolanan pembentukan organisasi:
1) Politik
2) Ekonomi
3) Sosial Budaya
4) Ilmu Pengetahuan
5) Militer
6) Teknologi
7) Dan lain-lain
Dengan pertambahan pokok-pokok sesuai perkembangan, dinamika dan spesialisasi tugas-tugas intelijen maka bentuk organisasi Intelijen disusun:
1. 1 Orang pengawas/Pengendali
2. 1 Orang Kepala Seksi
3. 3 Orang Kepala subseksi
4. Beberapa petugas Lapangan dan Informan
B. TEORI PENYELIDIKAN
Penyelidikan adalah usaha, pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terprogram untuk memperoleh keterangan-keterangan atau informasi yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan tentang masalah yang dihadapi dalam pengembangan informasi lanjutan sehingga diperkirakan cukup untuk melakukan tindakan lanjutan.
Penyelidikan dilakukan dengan beberapa cara:
1. Intervie
Intervie dilakukan dengan menunjuk obyek pelaku atau komponen terdekat dari pelaku untuk memberikan beberapa keterangan sesuai dengan perencanaan pengemnagan lanjutan.
2. Pengamatan tanda bukti
Identifikasi tanda bukti dengan menghubung-hubungkan alur peristiwa sesuai perencanaan yang telah disusun dalam upaya mendapatkan data kongkrit tentang keterkaitan bukti-bukti pendukung.
3. Pengembangan informasi
Obyek manusia sebagai sasaran pengumpulan data merupakan faktor penting dalam fungsi Intelijen, dilakukan dengan pengumpulan data dari pengakuan orang baik dari pihak lain maupun pihak sendiri.
C. TEKNIK PENGGALANGAN
1. Penggalangan tertutup
Dilakukan dengan penyusunan kedalam sasaran pemecahan dan pencerai beraian keutuhan-keutuhan didalam masyarakat lawan, sehingga menimbulkkan kekacauan-kekacauan sambil selangkah demi selangkah memperluas jaringan untuk membangkitkan dan meningkatkan situasi saling tidak percaya sehingga dihasilkan pimpinan lawan yang berkuasa menjadi semakin lemah.
2. Penyesuaian kepentingan pihak sasaran dengan pihak-pihak yang menggalang.
Dilakukan dengan menggeser pimpinan lawan yang berkuasa atau kekuasaanya direbut, karena mana penggalangan-penggalangan tertentu menjadi terbuka dan kemudian menggabungkan sasaran sebagai bagian sendiri, atau menjadikan sasaran sebagia suatu satelit atau sekutu.
3. Usaha penggalangan dimulai dengan menyelidiki sasaran-sasaran kemudian menahan agen-agen penggalangan didalamnya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
4. agar kepentingan-kepentingan pihak sasaran tidak mengancam, merintangi dan menggalangi pihak-pihak penggalang, kepentingan-kepentingan pihak sasaran diarahka dengan perantaraan jaringa-jaringan penggalang yang tertanam di dalam sasaran
5. Mengancam adalah suatu tindakan ucapan/data atau keadaan yang membahayakan keselamtan atau kelangsungan hidup sesuatu organ, strata, golongan atau kepentingan.
6. Merintangi adalah sesuatu tindakan atau keadaan yang menghalangi sesuatau kepentingan
7. Menghambat adalah sesuatau tindakan atau keadaan yang mengurangi tercapainya sesuatu kepentingan.
D. TEKNIK PENYUSUPAN
1. Penyusupan dilakukan secara tertutup oleh kaki tangan penggalangan kedalam masyarakat sasaran, untk kemudian mencerai-beraikan keutuhan masyarakat itu, sambil menyusun jaringan-jaringan penggalangan yang semakin meluas.
2. Baik dirinya sendiri maupun kaki tangan jaringan penggalan disamar sedemikian rupa, sehingga identitas dan kegiatan yang disamarkan itu tidak menimbulkan kecurigaan. Bila timbul keadaan-keadaan yang memaksa kakitangan-kakitangan itu meninggalkan tempatnya, maka mereka telah berkesempatan untuk menyusun jaringa-jaringan penggalangan secara rahasia, yang akan meneruskan penggalangan-penggalangan selanjutnya.
3. Penyusupan-penyusupan kedalam suatu masyarakat sasaran dapat dilkukan dengan perantaran sarana-saran yang terdiri dari anggota-anggota corp diplomatic, rombongan-rombongan perdagangan, ekonomi dan kebudayaan, golongan minoritas diosegala bidang, aliran-aliran dan gerakan-gerakan keagamaan, Badan-badan Internasional, terutama badan-badan perburuhan dan pemuda-pemuda, partai-partai polotik negara asing dan badan yang bersedia kerja sama, pedagang ; dalam negeri yang keluar negri, pedagang asing yang berdagang di dalam di dalam Negri, siswa/siswi/pegawai yang belajar keluar negri, pelancong-pelancong luar dan dalam negri, wartawan-wartan dan lain-lain yang lalu lintas antara dalam dan luar negri atau sebaliknya.
E. PENCERAI-BERAIAN
1. Keutuhan suatu masyarakat terpelihara bila pimpinan, baik yang didasarkan atas kekuasaan musyawarah orang banyak, maupun kekuasan mutlak seorang, selalu dapat mengimbangi ketegangan-ketengan yang selalu timbul, karena persaingan-persaingan untuk berkuasa dan berkedudukan diantara golongan politik, lapisan-lapisan masyarakat, rumpun-rumpun kesukuan, aliran-aliran agama, kelompok-kelompok minoritas dan lain-lain golongan.
2. Sebaliknya persatuan sesuatu masyarakat dapat dicerai-beraikan sehingga berantakan dan pimpinanya diperlemah sedemikian rupa, sehingga lumpuh untuk meneruskan perlawanan terhadap penggalangan lawan yang dihadapinya. Dengan jalan memperuncing dan menghasut persengketan-persengketan, permusuhan-permusuhan, perpecahan-perpecahan dan ketegangan-ketegangan antara golongan-golongan yang satu dengan yang lainya tercipta permusuhan yang tak dapat/sulit didamaikan.
3. Jaringan-jaringan tersamar , yang merangkaikan kelompok-kelompok kakitangan-kakitangan yang terbatas (3 sampai 5 orang), yang disusun untuk membangkitkan kepercayaan, di dalam penggalangan digunakan untuk menhancurkan secara teratur keutuhan-keutuhan yang menjadi landasan-landasan masyarakat sasaran dan masyarakat itu sendiri sehingga tercipta rasa putus asa pada setiap orang, kekacauan umum, masyarakat yang resah, masyarakat yang sakit, yang tertekun, yang kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berkeyakinan, tetapi terpelihara harapan-harapan akan munculnya sesuatau keadaan yang akan membimbing dan melanjutkan kehidupan masyarakat itu.
4. Langkah yang ditempuh dengan melakukan penyusupan informasi dan pemberian kepercayaan pada satu tokoh masyarakat untuk dikembangkan pada masyarakat lain melalui rapat-rapat, dll, langkah ini dilakukan 3 (tiga) orang secara terpisah. Antara pencerai beraian I dan II dilakukan oleh petugas yang berbeda. Jika asumsi dan persepsi terbentuk maka petugas segera menghilang dan dikesankan gejolak murdi dari masyarakat.
5. Pengkondisian fungsi eksternal masyarakat.
6. Pemantauan perkembangan.
F. PENGINGKARAN
1. Mengingkarkan mencangkup pengingkaran terhadap kesatuan dan persatruan, patriotisme dan loyalitas terhadap Bangsa dan Bernegara.
2. Setelah persatuan politik, dan sosial suatu masyarakat dicerai-beraikan , kesetiaan-kesetiaan umum dan cinta tanah air dapat dilunturkan dan di dalam keadaan-keadaan yang memungkinkan kesetiaan dan cinta tanah airnya. Bangsa dimanifestasikan dalam kecintaan terhadap idiologi, yang sealiran dengan pihak yang melakukan penggalangan (dimanifestasikan dalam kecintaan & kesetiaan terhadap Tanah air & bangsanya)
3. Sesuatu penggalanga hanya akan berhasil mendapat dukungan masyarakat , bila diperoleh dukungan dari golongan-golongan yang berpengaruh dalam pimpinan dan diseluruh lapisan masyarakat. Karena itu usaha-usaha untuk mengingkarkan kesetiaan-kesetiaan dari anasir-anasir di dalam sesuatu masyarakat yang hendak diruntuhkan, harus terutama diarahkan kepada golongan-golongan yang berpengaruh tersebut.
G. PENGARAHAN
1. setelah keutuhan masyarakat dicerai-beraikan dan berhasil diperoleh kakitangan-kakitangan dilingkungan orang-oramg yeng berpangaruh dan berkuasa, tercapailah keadaan dimana pengarahan, yang biasanya masih dirahasiakan dapat diselenggarakan.
2. Walaupun pencerai-beraian sesuatu masyarakat telah dilakukan sedemikian jauhnya, sehingga mempermudah pengarahan, pengarahan itu tidak pernah dilakukan secara mutlak, tetapi hanya dapat dilakukan, karena tak dapat dikendalikan secara teliti.
H. PENGGESERAN
1. Setelah pengarahan berjalan beberapa waktu, pada suatu saat keutuhan masyarakat dan rapuh dan bila pihak yang menggalang menganggap momen psikologisnya telah tiba pimpinan yang berkuasa akan digeser.
2. Penggeseran-penggeseran dipersiapkan dengan langkah-langkah pendahuluan berikutnya:
a. Memepertimbangkan hasil pencerai-beraian dan mengingkarkan dengan jalan memperkirakan besarnya dukungan dan perlawanan yang dapat diharapkan dari golongan-golongan politik dan sosial yang jadi sasaran, golongan cendekiawan, aliran-aliran agama, Angkatan Bersenjata dsb.
b. Memilih sesuatu alasan atau peristiwa untuk dijadikan alasan gerakan penggeseran.
c. Merencanakan waktu dan bantuan-bantuan dari penggalang yang diperlukan untuk penggeseran.
d. Setelah segala persiapan selesai baru dilakukan tindakan penggeseran menurut rencana yang telah dipersiapkan semula.
I. PENGGABUNGAN
Bila penggeseran berhasil, masyarakat sasaran dapat digabungkan/ isatukan kedalam masyarakat sendiri.
Selanjutnya dilakukan pengawasan yang teliti dan tindakan-tindakan keamanan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang mengganggu dan menghambat tercapainya tujuan.
J. SISTEM KOMUNIKASI INTELJEN
1. Kegiatan produk inteljen
Semua bahan keterangan/informasi yang masuk diolah sampai menjadi produk Inteljen melalui proses:
a. Pencatatan, yaitu pekerjaan pencatatan atas semua laporan, bahan keterangan/informasi, yang diterima/masuk kedalam antara lain : Buku harian informasi , Grafik, Peta situasi dan lain sebagainya. Pencatatan dilkukan dengan tujuan untuk mempermudah dalam kegiatan penilaian dan penafsiran.
b. Penilaian, adalah penilaian kepercayaan terhadap kebenaran dari bahan keterangan/informasi dan penilaian kepercayaan terhasdap sumber/asal dari bahan keterangan /informasi itu diterima.
2. Nilai kebenaran paket
Penilaian kepercayaan terhadap sumber suatu berita dibagi atas tingkatan-tingkatan yang masing-masing tingkat diberi tanda/kode huruf, sebagai berikut :
A = Dapat dipercaya sepenuhnya
B = Biasanya dapat dipercaya
C = Agak dapat dipercaya
D = Biasanya tidak dapat dipercaya
E = Tidak dapat dipercaya
F = Kepercayaanya tidak dapat dinilai
3. Nilai kepercayaan terhadap kebenaran Baket
Nilai kepercayaan terhadap kebenaran berita, Baket dibagi atas tingkatan-tingkatan yg masing-masing tinfkatan diberi tanda/kode angka sebagai berikut :
1 = Dibenarkan oleh suatu badan atau sumber lain
2 = Sangat mungkin benar
3 = Mungkin benar
4 = Kebenaranya meragukan
5 = Tidak mungkin benar
6 = Kebenaranya tidak dapat dinilai.
Walaupun angka dan huruf digunakan untuk menyatakan penilaian terhadap suatu bahan keterangan, tetapi angka dan huruf itu tidak tergantung antara satu dengan yang lain. Sebagai misal, sumber keterangan yang â€Å“ sepenuhnya dapat dipercaya†mungkin saja yang melaporkan keterangan itu â€Å“ tidak mungkin benara â€Å“ sehingga nilai inteljenya menjadi â€Å“ A – 5 â€Å“
Sebaliknya suatu bahan keterangan yang dilaporkan â€Å“ yang dibenarkan oleh sumber lain â€Å“ bisa juga pemebri keteranga yang â€Å“tidak dapat dipercaya Inteljenya menjadi â€Å“ E – 1 â€Å“
4. Penafsiran
Kegiatan penafsiran adalah penentuan arti daripada suatu Baket dengan suatu persoalan yang diramalkan akan terjadi. Untuk penafsiran Baket ada tiga cara :
a. Berfikir secara Intuitif, yaitu suatu penafsiran yang berdasarkan pada filing yang banyak dipengaruhi oleh pengalaman
b. Berfikir secara Ilmiah, Yaitu suatu penafsiran yang menggunakan data yang sudah pasti kebenaranya
c. Berfikir secara logis yaitu suatu penafsiran yang merupakan hasil pertimbangan yang kritis melalui proses analisa , integrasi dan kesimpulan
5. Penyebaran produk intel/pendistribusian
Setiap produk Intel yang sudah siap harus disebar kepada pemakai. Batapapun baik Inteljen yang diperoleh, namun tidaka ada nilainya bila tidak dipergunakan.
Pokok-pokok penting yang perlu diperhatikann dalam penyebaran adalah persoalan-persoalan mengenai masalah yang disajikan, waktu penyampaian dan pemakai
a. Masalah yang tepat.
Tidak semua informasi/Inteljen berguna bagi setiap pemakai ditingkat eselon atas, samping dan bawahan. Oleh sebab itu produsen harus mampu memilih masalah-masalah mana yang tepat bagi pemakai yang dituju. Kekeliruan dalam memilih masalah akan menimbulkan apatisme dari penerima dalam menanggapi masalah yang disajikan. Tidak tercapainya Inteljen bisa membawa ketidakterpeliharanya produk Intel dan bisa menimbulkan risiko keamanan.
b. Waktu penyampaian yang tepat
Suatu Inteljen akan bernilai tertinggi apabila dapat sampai kepada pemakai tepat pada waktunya atau denmgan kata lain sampai sebelim peristiwa yang menyangkut masalah itu terjadi. Dengan itu maka pemakai mempunyai kesempatan untuk membuat keputusan dari mengambil langkah-langkah tertenyu yang berguna untuk menentukan langkah-langkah kegiatan Inteljen berikutnya.
6. Pemakai yang tepat
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah pengiriman produk Intel kepada pemakai yang benar-benar berkepentingan. Oleh sebab itu penyebaran produk Intel ditetapkan dengan daftar distribusi yang mempunyai tujuan antara lain untuk membatasi jumlah copy yang diproduk agar dapat dicegah pemborosan serta resiko jatuhnya dokumen Intel kepada pihak-pihak yang tidak berhak menerimanya. Daftar produk Intel akan dikeluarkan dalam surat ketetapan tersendiri.
7. Sarana penyebaran.
Kecepatan dalam penyebaran produk Intel bisa mendukung ketepatan waktu dari pada penggunaan produk tersebut. Dalam memilih dan menentukan sarana pengiriman yang baik, harus dipertimbangkan urgensi daripada produk Intel, dan ditinjau dari segi isi tingkat kerahasiaan dan waktu.
Sarana-sarana pengiriman yang dapat dipergunakan antara lain :
a. Caraka
Untuk mengirimkan semua produk Intel tertulis , kecuali yang berklasifikasi SANGAT RAHASIA.
Caraka hanya merupakan sarana pengiriman produk Inteljen kepada alamat, kepadanya tidak diberikan tugas menyampaikan pesan-pesan lisan. Agar keamanan informasi tetap terpelihara, maka ketentuan penyampaian produk Inteljen perlu mendapatkan perhatian.
b. Perwira Penghubung
Untuk mengirimkan produk Inteljen yang berklasifikasi SANGAT RAHASIA, memerluakan penjelasan lisan mengenai masalah yang dibawanya, serta menghimpun bahan-bahan Intelijen darai alamat yang dikunjungi.
c. Pesawat Telepon
Pesawat telepon hanya dipergunakan sebagai sarana pemberian peristiwa yang bersifat terbuka, yang memerlukan kecepatan penyampaian atau merupakan sarana pembicaraan untuk membuat rencana mengadakan pertukaran informasi
d. Pesawat Radio – Telegrap – telex
Penggunaan pesawat ini diusahakan seminm mungkin tetapi seefisien mungkin dengan memperhatikan prioritas secara tepat, sehingga dapat dicegah penggunaan yang terlampau padat yang justru bisa menimbulkan kelambatan penyampaian berita.
e. Pos
Pengiriman melalui Pos dengan sistim tercatat serta pamanfaatan kotak, pos memberikan faedah secara baik apabila dilakukan dengan suatu perencanaan yang cermat. Resiko keamanan informasi masih perlu mendapatkan perhatian apabila akan menggunakan sarana Pos.
8. Kegiatan Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi yang harus mampu melayani penyediaan dan penyajian kembali Bahan Keterangan/Informasi dari simpanan yang tersedia, melalui proses sbb :
a. Pencatatan
Pencatatan dalam penyelenggaraan Dokumentasi adalah pencatatan kedalam Buku Agenda, Pangkartuan dan lain sebagainya.
b. Penyimpanan, dan pemeliharaan
Penyimpanan dimaksudkan adalah penyimpanan Bahan Keterangang yang ada menurut cara tertentu yang menjamin atas:
1. Keamanan dari kebocoran, kecurian, bencana lan kebakaran, kebaniran dsb.
2. Kerusakan dari gangguan binatang (ngengat, tikus, dlsb) kebocoran air hujan, karena penataanya yang kurang rapih, karena kelalaian petugas (sobek, tercemar, oleh tinta dlsb) dan karena lain-lain.
3. Mudah dapat ditemukan kembali (disajikan kembali) sewaktu-waktu diperlukan.
9. Penyajian kembali
a. Penyajian kembali secara pasif, ialah penyajian kembali yang didasarkan permintaan oleh Pimpinan. Ini berarti bahwa setiap pengeluaran/ peminjaman harus sepengetahuan/seijin Pimpinan.
b. Penyajian kembali secara aktif, ialah penyajian kembali yang dikarenakan adanya kejadian/permasalahan yang sedang bergejolak terkait dan ada hubuntganya dengan bahan keterangan yang ada dalam simpanman sehigga perlu dijadikan bahan pengetahuan.
Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
Post a Comment